acehbaru.com | Banda Aceh - Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin meninggal dunia pada Sabtu 8 Februari 2014 sekitar pukul 19.40 WIB di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.
Sejak tadi pagi, Mawardy Nurdin dilarikan ke rumah sakit akibat menderita penyakit kronis, komplikasi jantung dan ginjal. “Iya, beliau telah berpulang ke rahmatullah. Saya di rumah sakit sekarang,” kata Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal.
Mawardy Nurdin lahir di Singli, 30 Mei 1954, 59 tahun silam. Ia menjabat sebagai Walikota Banda Aceh sejak 2007. Pada pemilihan kepala daerah 9 April 2012 lalu, Mawardy yang berduet dengan Illiza Saaduddin Djamal kembali terpilih untuk kedua kalinya.
Sebelumnya, Mawardy pernah menjabat sebagai Pj Walikota Banda Aceh selama 2005-2006, setelah Banda Aceh luluh lantak akibat tsunami 2004. Dari jabatan Pj Walikota, ia terlibat dalam proyek pembangunan kembali Aceh pascatsunami. Ia bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias.
Mawardy Nurdin merupakan seorang teknokrat. Ia meraih gelar insinyur di Institut Teknologi Bandung (1978). Pada 1990, suami Ir Nurshanti Adnan ini mengambil magister di University of New South Wales (UNSW) Sydney Australia dan meraih gelar Master Engineering (M.Eng).
Pada 2009, Mawardy Nurdin terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Aceh menggantikan Nova Iriansyah. Ia kembali dipercaya memimpin Demokrat Aceh melalui sebuah Musyawarah Daerah II pada 10 Desember 2011. Ia memimpin periode 2011 hingga 2016.
Di pentas nasional, Mawardy Nasional pernah menjabat sebagai Exco Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Namun pada Juni 2013 lalu, ia diberhentikan dari jabatan tersebut karena dinilai melanggar ketentuan PSSI.
Kesehatan Mawardy anjlok pada awal 2012 lalu. Malah, Mawardy jarang hadir pada setiap kampanye pemilihan kepala daerah saat ia mencalonkan diri untuk kedua kalinya. Pasalnya, Mawardy harus menjalani perawatan intensif akibat menderita komplikasi penyakit jantung dan cangkok ginjal.
Setelah mendapat perawatan intensif, Mawardy masih bisa melaksanakan aktivitasnya sebagai Walikota Banda Aceh. Namun, pada Sabtu (8/2/2014) pagi, ia terpaksa dilarikan ke ruang ICU Rumah Sakit dr Zainoel Abidin untuk mendapatkan perawatan medis, hingga menghembuskan nafas terakhir selepas magrib.
Mawardy meninggalkan seorang istri (Nurshanti Adnan) dan empat orang anak: Riza Adrial Sandy (29), Almer Hafis Sandy (26), Kevin Ramadhan Sandy (21), dan Salsabila Charissa Media (17). | iha | acehkita.com |
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !